Ketika manusia yang pertama jatuh dalam dosa, maka penurutan akan Firman Allah diabaikan dan menyebabkan pendurhakaan terhadap hukum-hukum Allah baik itu berupa hukum alam (fisika) maupun hukum rohani (moral). Dengan kata lain manusia telah diperbudak setan dan semua telah berdosa mengikuti jejaknya. “Sebab itu sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.” (Roma 5:12).
Namun Allah itu maha pengasih, melalui Anak-Nya yang tunggal, Yesus rela jadi korban dan mati untuk menebus manusia dari maut yaitu kematian kekal. Inilah solusi yang diambil guna mengembalikan citra Allah atau kemuliaan Allah yang telah hilang (Roma 3:23), dengan kata lain Yesus telah membayar upah dosa dan menjadi Juruselamat dunia. “Aku akan mengadakan permusuhan antara egkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya,” (Kejadian 3:15). Inilah janji dari Allah kepada manusia yang pertama yang memberikan pengharapan baginya merupakan Injil yang pertama yang diproklamasikan Allah.
Ketika Yesus menjelma menjadi manusia melalui inkarnasi, Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Yesus mengambil sifat manusa. Yesus merasa lapar (Matius 4:2), Yesus sangat letih (Yohanes 4:6), Yesus merasa haus (Yohanes 19:28), Yesus dicobai, namun tidak berbuat dosa (Ibrani 4:15). Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa Yesus adalah manusia seperti kita.
Lebih lanjut Yesus memberikan teladan kepada manusia agar mau merendahkan diri seperti dalam surat rasul Paulus kepada jemaat di Filipi berbunyi demikian: “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Filipi 2:5-8).
Ada dua hal utama sehubungan dengan “Pemulihan Kekuasaan” pada Pedoman Pendalaman Alkitab Sekolah Sabat Dewasa (Pelajaran 2) ialah: 1) Biarkanlah Allah memiliki dominasi. Maksudnya bahwa manusia menyadari bahwa dia memiliki hak atau otoritas yang terbatas yang diberikan Allah. Dan kita sebagai manusia pengelolah milik-Nya, karena Allah adalah Penguasa dan Pemilik atas semuanya. 2) Kekuasaan atas orang lain dan sumber daya alam. Maksudnya kebesaran itu bukannya datang dari kekuasaan atas orang lain dan sumber daya alam, tetapi dari pelayanan dan kerendahan hati. Dengan kata lain bahwa kuasa atau ketenaran itu mengikuti jejak kehidupan Yesus.