Sebuah nasihat perang dari Jenderal Tiongkok Kuno Sun Tzu (535 SM) untuk mereka yang ingin menang dalam sebuah pertempuran “Dia yang mengenal musuh maupun dirinya sendiri takkan pernah beresiko dalam seratus pertempuran; Dia yang tidak mengenal musuh tetapi mengenal dirinya sendiri akan sesekali menang dan sesekali kalah; Dia yang tidak mengenal musuh ataupun dirinya sendiri akan beresiko dalam setiap pertempuran.” Petuah ini sangat penting bila berhadapan dengan lawan agar tau kapan mengangkat perang dan kapan menciptkan zona damai.
Sekitar 400 tahun sebelum Sun Tzu menulis strategi perang ini, Raja Abia – אבים בן -רחבעם מלך יהודה dari Yehuda merasakan pengalaman yang sangat sulit karena keadaan. Ketika itu di abad ke 9 SM Negara Israel pimpinan Yerobeam mengangkat perang dengan Abia dari garis Raja Daud, raja kerajaan Yehuda (2 Tawarikh 13). Secara hitung-hitungan kekuatan mana mungkin Raja Abia akan memenangkan pertempuran ini yang nampaknya berat sebelah dan tidak berimbang. Kerajaan Yehuda mempunyai 400 ribu tentara sedangkan Kerajaan Israel datang dengan kekuatan 800 ribu tentara gagah perkasa. Selain menang dalam jumlah pasukan, Yerobeam mempunyai jenderal yang ahli strategi (ayat 13). Pasukan Raja Abia dihadang oleh tentara Yerobeam yang melingkar dari garis belakang sehingga mereka terjepit. Mereka menghadapi dua front, terkepung. Cerita perang kolosal yang melibatkan ratusan ribu tentara secara campuh, saling berhadapan tak dapat dihindari. Dimata pasukan pasukan Israel bahwa kemenangan sudah didepan mata karena mustahil mereka kalah dengan jumlah yang besar. Tetapi di pihak Raja Abia melihat situasi yang benar-benar sulit ini dengan kaca mata keniscayaan bahwa dengan Tuhan akan ada kemenangan. Alkitab mencatat peristiwa luar biasa ini dalam 2 Tawarikh 13:14,15 “ Ketika Yehuda menoleh ke belakang, lihatlah, mereka harus menghadapi pertempuran dari depan dan dari belakang. Mereka erteriak kepada TUHAN, sedang para imam meniup nafiri, dan orang-orang Yehuda memekikkan pekik perang. Pada saat orang orang Yehuda itu memekikkan perang, Allah memukul kalah Yerobeam dan segenap orang Israel oleh Abia dan Yehuda”. Sejarah Alkitab mencatat bahwa korban yang terjadi pada pasukan Israel sangatlah besar yaitu 500 ribu orang pilihan.
Kemenangan Raja Abia karena mengandalkan Tuhan (ayat 18) menjadi inspirasi bagi kita dewasa ini. Pertempuran melawan kuasa kegelapan, peperangan rohani yang terjadi bukan tidak mungkin musuh itu sangat besar, dua kali dari kekuatan kita namun dengan Tuhan maka Ia akan ganti berperang untuk kita. Dalam kehidupan, tantangan datang silih berganti tapi janganlah kita menyerah. Akan ada banyak jalan keluar yang datangnya dari Tuhan untuk memperoleh kemenangan.
Pada suatu kali, seekor keledai jatuh ke sumur yang sudah lama tidak digunakan. Setelah mengetahui keadaannya si keledai menangis dan kemudian si petani pemilik keledai datang. Setelah menghitung-hitung si petani memikirkan bahwa si keledai sudah tua dan sumur itu sudah tidak digunakan lagi serta sangat berbahaya untuk masa mendatang maka sebaiknya sumur ditimbun saja bersama dengan keledai. Dia memanggil tetangga untuk menolongnya. Semua datang dengan sekop lalu menimbun sumur dengan tanah. Menyadari bahwa dia akan ditimbun dalam sumur, sikeledai menangis amat sangat. Keledai diam sejenak ketika tanah berjatuhan ditubuhnya lebih banyak. Dalam sesaat keledai mengambil keputusan, apakah dia akan berdiam diri menerima nasib atau berbuat sesuatu untuk keselamatannya. Dalam diam keledai bertekad untuk selamat, setiap ada tanah yang jatuh dipunggungnya si keledai lalu menggoncangkan tubuhnya dan tanah jatuh kekakinya menjadi pijakan baru. Lebih lama tanah itu bertambah tinggi. Tetap saja keledai menggoncangkan tubuhnya lalu tanah itu menjadi tempat pijakan baru. Sementara orang-orang sibuk melemparkan tanah, kemudian si keledai sudah dekat dengan permukaan lalu melompat keluar dari sumur menyelamatkan dirinya.
Kehidupan akan melemparkan berbagai masalah dan tantangan untuk mengubur kita, bila masalah itu menjadi tanah pijakan untuk naik lalu menjadi batu loncatan maka kita tidak akan ditimbun tetapi malah akan keluar dari setiap kesulitan yang datang. Terserah kepada kita, apa mau terkubur dengan tantangan atau merubah tantangan jadi peluang kelepasan.
“It’s not what happens to you that determines how far you will go in life; it is how you handle what happens to you.” Berakta Zig Ziglar.
Mau jadi pemenang atau pecundang, keputusan ada ditangan kita.