Menara Pertama

Kejadian 10:1, 8-10; 11:1-9.

Pernakah kalian melihat sebuah menara yang tinggi? Nah.. di jaman dahulu ada sebuah menara yang cukup tinggi dan terkenal setelah air bah beberapa tahun kemudian. Pada saat itu putra-putra Nuh telah memperoleh banyak anak. Anak-anak mereka menjadi dewasa dan memperoleh anak-anak lagi. Maka jadi banyaklah manusia di atas bumi.

Seorang dari antara mereka bernama Nimrod. Siapakah Nimrod itu? Ia adalah cicit Nuh. Ia jahat. Ia memburu dan membunuh binatang dan manusia. Nimrod juga menjadikan dirinya raja, memerintah orang-orang lain. Allah tidak menyukai Nimrod.

Semua orang pada waktu itu mempunyai satu bahasa. Nimrod ingin agar mereka semua tetap berkumpul di satu tempat saja, supaya ia dapat menguasai mereka. Tahukah engkau apa yang Nimrod lakukan? Ia menyuruh orang-orang membangun sebuah kota dengan sebuah menara besar di dalamnya. Lihatlah gambar ini. Mereka sedang membuat batu bata.

Bagaimanakha perasaan Allah saat melihat menara yang dibangun? Tentu saja Allah tidak senang melihat ini. Allah ingin agar manusia berpencar dan mendiami seluruh muka bumi. Tetapi mereka berkata, ’Mari kita bangun sebuah kota dan sebuah menara yang tinggi sekali sampai puncaknya mencapai langit. Maka kita akan menjadi termasyhur!’ Manusia ingin dirinya dihormati, bukan Allah.

Maka Allah pun membuat manusia berhenti membangun menara itu. Tahukah kau bagaimana cara Allah melakukannya? Dengan tiba-tiba membuat bahasa mereka berbeda-beda. Sebelum itu mereka hanya mempunyai satu bahasa.
Mereka tidak dapat lagi saling mengerti satu sama lain. Inilah asal mulanya, mengapa kota ini disebut Babel atau Babilon, yang berarti: ”Kekacauan.”

Lalu orang-orang mulai pindah dari Babel. Mereka yang mempunyai bahasa yang sama pergi bersama dan tinggal di berbagai daerah di bumi.

“Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan”.