Pimpinan GMAHK Misi Uni Indonesia Kawasan Barat telah terpilih minggu kemarin. Congratulation!. Hasilnya Pdt. Wendell Mandolang Pdt. Dr. Marolop Sagala dan Sdr. Panahatan Dokloksaribu untuk pimpinan teras (Officers). Setelah Ketua , Sekretaris, Bendahara (KSB) terpilih di Divisi selanjutnya disusul dengan Konperensi Uni Minggu depan yang akan menentukan para direktur di tingkat Uni serta KSB di tingkat Pelayanan Misi (Mission). Konperensi 5 tahunan terus bergulir sampai ditingkat Pelayanan Misi dan Institusi. Organisasi Misi sesuai dengan aturan, pimpinan KSB dipilih oleh Nominating Committee (KP – Komite Pemilih) organisasi setingkat diatasnya.
Untuk organisasi berpredikat Konferens pengaturannya lain. KSB ditentukan oleh konferens itu sendiri melalui perwakilan yang duduk di Komite Pemilih Konperensi setiap lima tahunan. Inilah mekanisme pengaturan kepeminpinan di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh mulai dari tingkat pusat sampai ke level daerah.
Disemua acara yang namanya pemilihan, langsung maupun lewat perwakilan sudah pasti ada yang terpilih dan tidak terpilih. Ketika ada beberapa nama yang diusulkan, dibicarakan tentu akan ada satu nama yang muncul mendapatkan minimal 50 persen suara ditambah satu. Apapun prosesnya, hanya yang terbaik akan muncul sebagai orang yang di pilih. Kadang yang muncul seperti kurang dimata manusia bahkan hina tapi tidak dihadapan Allah. (Kisah Para Rasul 6:3-7; 1 Korintus 1:28-30).
Karena ada yang “menang dan ada yang kalah”, kadang muncul suara kecewa maupun tidak puas. Beberapa hari lalu kita membaca adanya Petisi 50 berisi pernyataan sikap dari mereka yang berumur 50 tahun ke atas. Tidak mau ketinggalan, muncul pula mereka yang berumur 40 an tahun ke atas meluncurkan Aspirasi menyetujui hasil Pemilihan dengan judul Petisi 40. Pro dan kontra atas sebuah keputusan selalu bermunculan. Namun itulah organisasi, tak mungkin mengakomodir kehendak semua pihak. Sudah jamak ada perbedaan, menjadi kembang demokrasi menghias dinamika organisasi. Keputusan yang sah memberi legitimasi hukum kepada pimpinan baru untuk segera “action” bergerak mencapai Visi dan Misi gereja.
Setelah Uni Barat mendapatkan pimpinan baru, dua minggu depan di Makasar, Uni Timur akan melangsungkan Konperensi Lima Tahunan dengan agenda utama: Pemilihan KSB dan direktur departemen masa bakti 2016-2020. Siapa yang akan naik? Siapa yang turun? Ataukah petahana (incumbent) masih dipercaya untuk menjabat.
Tidak dapat disangkal bahwa soal siapa yang akan duduk menjabat pada posisi KSB ditingkat Uni, Daerah serta Institusi mendapat perhatian luas. Semua masyarakat Gereja dengan sungguh-sungguh mendoakan agar acara suksesi berjalan lancar dengan tuntunan Roh Kudus. Namun pada sementara kalangan khususnya mereka yang menjadi utusan, perbincangan dengan analisa kandidat dibicarakan dengan serius. Nama-nama calon diinventarisir. Peluang setiap kandidat diperhitungkan secara saksama termasuk komunikasi dengan utusan berpotensi jadi anggota pemilih.
Dalam tataran ini tidak jarang calon dipilah memurut “Suka dan Tidak suka”. Semua kandidat merasa sanggup dan sangat mampu. Mengenai rekam jejak, kapabilitas, akseptabilitas, integritas dan spiritual siapa yang kurang? Bila semuanya berjalan semestinya maka semua akan nyaman sampai ke hari H.
Namun kita harus berhati-hati masuk dalam pusaran fanatikus membela sang favorit. Ingat bahwa Torang Samua Basudara. Tidak perlu menjelekkan apalagi mengadakan black campaign yang akan mengaburkan arti demokrasi. Ini karena pemilih bisa saja mengesampingkan hati nurani lalu memilih calon sesuai “pesanan”. Ingat pula bahwa janji kedudukan, imin-iming jabatan dan posisi akan menjadi hutang politik yang amat memberatkan.
Semuanya kita serahkan dalam doa kepada Tuhan. Tuhan punya caranya sendiri untuk memilih hambanya. Jangan kita memegahkan diri karena usaha kita sehingga si Anu terpilih. Ingat pengalaman Gideon bahwa janganlah bermegah dengan kemampuan manusia.
Berfirmanlah TUHAN kepada Gideon: “Terlalu banyak rakyat yang bersama-sama dengan engkau itu dari pada yang Kuhendaki untuk menyerahkan orang Midian ke dalam tangan mereka, jangan-jangan orang Israel memegah-megahkan diri terhadap Aku, sambil berkata: Tanganku sendirilah yang menyelamatkan aku. (Hakim-Hakim 7:2)